Tak hanya anak didik, guru atau ustadz pun memiliki adab kepada murid atau santri. Adab menjadi pondasi agar ilmu yang diajarkan mendapat keberkahan dari Allah Ta’ala. Ada banyak kitab yang membahas persoalan tersebut.
Salah satu kitab yang membahas hal itu adalah Kitab Adabul Alim Wal Muta’allim karya Imam Nawawi. Adab guru kepada murid menjadi salah satu poin utama. Mengajar tidak hanya sekadar memberikan ilmu kepada sang murid, tapi ada adab yang harus dijaga.
Adab ini sangat penting, karena pendidikan merupakan salah satu tiang penyangga yang mampu membuat Islam tegak di muka bumi. Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Ali Imran 187:
“Dan ingatlah ketika Allah mengambil sumpah orang-orang yang diberi Al-Kitab bahwa kalian benar-benar akan menjelaskannya kepada manusia dan tidak akan menyembunyikannya.”
Berikut ini 6 adab guru kepada murid menurut Imam Nawawi:
Adab Guru Ketika Mengajar
Meraih ridha Allah merupakan hal wajib bagi seorang guru. Mengajar tidak boleh dijadikan perantara hanya untuk mendapatkan dunia semata. Seorang guru perlu menghadirkan dalam pikiran bahwa mengajar merupakan ibadah paling utama.


Sebagian ulama mengatakan “Hendaklah seseorang tidak dilarang untuk mengajar dikarenakan niatnya tidak benar”. Sebab bisa saja suatu saat nanti niatnya berubah menjadi baik.
Memang, orang yang pertama kali mengajar bisa saja masih kesulitan meluruskan niat. Maka tak perlu dihalangi agar tak banyak ilmu yang luput. Suatu saat diharapkan ada keberkahan ilmu, karena ia senang dengan ilmu.
Seorang guru sepatutnya mendidik murid secara bertahap dengan adab-adab Sunnah serta perilaku-perilaku yang diridhai Allah. Guru juga perlu mendidik murid agar terbiasa dengan adab dan perilaku yang tidak terlihat serta melatih menjaga diri dalam segala kondisi, baik tampak maupun tersembunyi.
Seorang guru hendaknya memberikan kasih sayang kepada murid-muridnya. Guru perlu memberikan perhatian kepada kebaikan para murid, sebagaimana memberikan kebaikan kepada anak sendiri.
Guru sepatutnya mencintai para muridnya, sebagaimana ia mencintai kebaikan untuk dirinya sendiri. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW, “Bersikap lemah lembutlah kepada orang-orang yang kalian ajar, dan kepada orang-orang yang darinya kalian belajar.”


Seorang guru harus memberikan semangat saat mengajari murid-muridnya, memberikan perhatian kepada aktivitas mengajar, dan mengutamakannya daripada kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan dirinya sendiri, selama hal itu bukan kepentingan mendesak.
Seorang guru harus bekerja keras dalam memberikan pemahaman kepada muridnya. Guru harus mendekatkan manfaat pada pikiran mereka, sembari berusaha memberikan kepada mereka petunjuk.


Seorang guru harus mengulang-ulang makna atau lafadz yang sulit. Kecuali ia sudah yakin bahwa semua murid yang hadir dapat memahami tanpa harus mengulanginya.

